Dinkes Bojonegoro Bekerjasama dengan TP PKK Kabupaten Bojonegoro Gelar Workshop Kegawatdaruratan dan BHD


 

Petugas dari PSC 119 sedang menunjukkan penanganan kegawatdaruratan medis kepada peserta pelatihan dari para kader PKK. Kegiatan ini hasil kerjasama Dinkes dan PKK Bojonegoro

Bojonegoro –Suara wonocolo.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro terus berupaya mendorong peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Salah satunya dengan menggelar workshop dan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi kader PKK dari 28 kecamatan sebanyak 72 orang, yang digelar di Ruang Angling Dharma, gedung Pemkab Bojonegoro, Kamis (18/09/2025). 

Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Ninik Susmiati, menegaskan bahwa kondisi kegawatdaruratan medis bisa terjadi di manapun, kapanpun dan dialami oleh siapapun. Kondisi itu semisal kecelakaan lalu lintas, serangan jantung, dan lainnya. “Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa berakibat fatal. Pertolongan cepat dan benar sangat membantu mencegah kecacatan bahkan kematian,” ujarnya. Selain itu juga sangat penting pengetahuan masyarakat dalam mencari bantuan/pertolongan yang tepat yaitu menghubungi layanan SIAGA BRO PSC 119 dengan menghubungi nomor 081132277119 atau melalui aplikasi Emergency Button Bojonegoro yang dapat di download di Playstore.

Sementara itu, dr. Trikarahmawati, narasumber dari PSC 119, memaparkan bahwa serangan jantung masih menjadi penyebab kematian utama di dunia. Di Indonesia, penyakit jantung menduduki peringkat kedua setelah stroke, dengan angka kematian mencapai 651.481 jiwa per tahun. “Data ini menunjukkan betapa pentingnya keterampilan masyarakat dalam melakukan Bantuan Hidup Dasar,” jelasnya.

Menurutnya, BHD adalah keterampilan krusial untuk mencegah berhentinya sirkulasi atau pernapasan pada pasien yang mengalami henti jantung maupun henti napas. Dengan melakukan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi, peluang korban untuk selamat dapat meningkat signifikan hingga tim medis tiba di lokasi kejadian. 

dr. Trikarahmawati menjelaskan, prosedur BHD harus dilakukan sesuai standar terbaru agar efektif. Tahapannya meliputi:

1. Pastikan keamanan pasien, penolong dan lingkungan.

2. Cek respon pasien dengan memanggil dan menepuk bahu korban.

3. Aktifkan sistem gawat darurat dengan segera menghubungi layanan darurat seperti Siagabro PSC 119.

4. Lakukan prosedur cek nadi dan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sesuai standar hingga petugas medis tiba.

5. Recovery position, bila pasien kembali bernapas spontan agar jalan napas tetap terbuka.

“Setiap menit tanpa BHD akan menurunkan peluang hidup korban. Karena itu, masyarakat harus tahu kapan dan bagaimana melakukan prosedur ini dengan benar,” tegasnya.

Kemudian para peserta dibagi menjadi 4 (empat) kelompok dan melakukan praktek BHD dengan alat bantu manekin dengan instruktur dari Tim Siagabro PSC 119.

Ketua TP PKK Kabupaten Bojonegoro, Cantika Wahono, yang turut hadir memberikan dukungan penuh pada kegiatan ini. Ia mengingatkan, kepanikan yang tidak sesuai atau pertolongan yang tidak kompeten justru bisa memperburuk keadaan.

Masyarakat awam, khususnya kader PKK sebagai pendamping keluarga, harus mampu memberikan pertolongan pertama yang tepat. “Kami berharap keterampilan ini tidak berhenti di pelatihan saja, tetapi bisa ditularkan kembali ke masyarakat di setiap kecamatan. Dengan begitu, Bojonegoro akan memiliki masyarakat yang lebih tanggap dan siap menyelamatkan nyawa,” pungkasnya

0/Post a Comment/Comments