Nganjuk -Suarawonocolo.com- 23 September 2025 – Kepala Desa Sukorejo, Sutrisno, baru-baru ini menyampaikan permohonan maaf secara terbuka menyusul viralnya video di TikTok yang berisi ajakan untuk melawan oknum yang mengaku sebagai wartawan dan LSM tanpa identitas jelas. Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari kalangan jurnalis dan aktivis di Kabupaten Nganjuk.
Dalam surat pernyataan yang dibuat pada Senin, 22 September 2025, Sutrisno mengakui bahwa pernyataannya telah menimbulkan keresahan dan berpotensi menyinggung berbagai pihak. Ia menjelaskan bahwa niat awalnya bukanlah untuk menyerang profesi wartawan atau LSM, melainkan untuk menyuarakan keresahannya terhadap oknum yang kerap meminta uang kepada kepala desa.
"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika pernyataan saya telah melukai hati rekan-rekan media dan LSM. Tujuan saya semata-mata untuk menjaga kondusifitas kerja kepala desa dari gangguan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," ujar Sutrisno dalam klarifikasinya.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI), Hartanto Boechori, mengirimkan surat resmi kepada Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, dan menginstruksikan seluruh anggota PJI di Indonesia untuk melakukan publikasi serentak terkait pernyataan kontroversial Kades Sukorejo.
Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, bergerak cepat dengan mengumpulkan 52 kepala desa se-Kabupaten Nganjuk bersama jajaran pengurus DPC PJI Nganjuk untuk membahas persoalan ini. Dalam pertemuan tersebut, Bupati Marhaen menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antara pemerintah desa dengan media dan organisasi masyarakat sipil.
"Kita harus belajar dari kejadian ini. Komunikasi yang baik dan transparan adalah kunci untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari," kata Bupati Marhaen.
Ketua DPC PJI Nganjuk, Bung Impi, menyampaikan apresiasi atas respons cepat dari Bupati Nganjuk. Ia berharap, kejadian ini menjadi momentum untuk mempererat sinergi antara jurnalis, pemerintah desa, dan masyarakat dalam membangun Kabupaten Nganjuk yang lebih baik.
Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pejabat publik, khususnya di tingkat desa, mengenai pentingnya berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan di media sosial. Klarifikasi dan permohonan maaf yang disampaikan oleh Kades Sukorejo diharapkan dapat meredakan ketegangan dan membuka ruang dialog yang konstruktif antara berbagai pihak.
(Red//BRAM)
Posting Komentar