Bojonegoro -Suarawonocolo.com- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro bergerak cepat untuk menyelidiki penyebab perubahan warna air di Bengawan Solo yang menjadi perhatian masyarakat. Tim dari DLH telah diterjunkan untuk mengambil sampel air di berbagai titik sepanjang aliran sungai untuk dilakukan pengujian di laboratorium terakreditasi di Surabaya.
"Kami telah mengambil sampel air di beberapa titik strategis untuk memastikan representasi kondisi sungai secara keseluruhan," ujar Sekretaris DLH Bojonegoro, Beny Subiakto. "Sampel-sampel ini akan diuji di laboratorium yang terakreditasi karena laboratorium kami saat ini masih dalam proses akreditasi."
DLH Bojonegoro menargetkan hasil uji laboratorium akan keluar dalam 10 hingga 14 hari kerja. Hasil ini akan menjadi dasar untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Selain pengambilan sampel, DLH juga melakukan pemantauan melalui sistem ONLIMO (Online Monitoring System) di stasiun KLHK59 Padangan. Data dari sistem ini menunjukkan tren kualitas air selama seminggu terakhir.
"Kami juga berkoordinasi dengan DLH Provinsi Jawa Timur, BBWS Bengawan Solo, dan Balai Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Surabaya," jelas Tutik Prangmiatun, Staf Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda DLH Bojonegoro. "Koordinasi ini penting untuk mengidentifikasi sumber pencemaran dan mencari solusi penanggulangan yang efektif."
Untuk memastikan sumber pencemaran tidak berasal dari wilayah Bojonegoro, DLH juga menjalin komunikasi dengan daerah hulu. "Kami telah berkoordinasi dengan DLH Kabupaten Ngawi dan mendapatkan informasi bahwa air yang masuk ke wilayah Ngawi sudah dalam kondisi tercemar," tambah Beny.
DLH Bojonegoro berkomitmen untuk terus memantau kondisi Bengawan Solo dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menjaga kualitas air sungai kebanggaan masyarakat Bojonegoro ini.
(Red//BRAM)
Posting Komentar